Home » , , , » Seputar Medik Konservasi Pada Lembaga Konservasi

Seputar Medik Konservasi Pada Lembaga Konservasi

Written By Unknown on Rabu, 14 Agustus 2013 | 8/14/2013

Satwa liar merupakan kekayaan alam yang perlu dijaga kelestariannya, melalui upaya konservasi yang dilaksanakan di dalam atau di luar habitat aslinya. Kelestarian satwa liar atau konservasi satwa liar dapat diusahakan dengan memperhatikan kesejahteraan dan medik konservasi.

Penyelamatan keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup harus saling terkait antara ilmu konservasi dengan ilmu kesehatan. Konservasi dengan tiga prinsipnya sudah jelas sekali perannya terhadap gerakan penyelamatan sumber daya alam hayati, sekarang pertanyaannya justru pada hubungan antara ilmu kesehatan dengan gerakan penyelamatan keanekaragaman hayati. ilmu kesehatan mempunyai peran yang tidak kalah penting dengan ilmu konservasi karena kedua ilmu ini mempunyai peran yang sangat signifikan terhadap kelestarian hayati bumi ini, dalam hal ini dibutuhkan suatu ilmu kesehatan khusus yang berkaitan dengan lingkungan atau dikenal dengan kesehatan lingkungan.
Terlepas dari semua itu, sebenarnya saat ini sudah terdapat suatu konsep penyelamatan keanekaragaman hayati yang sangat erat kaitannya antara konservasi dan ilmu medik berdasar pada prinsip ekosentrisme. Konsep tersebut dikenal sebagai medik konservasi atau Conservation Medicine. Medik konservasi mencakup hubungan antara petugas medis, pengelola satwa liar, dan satwa liar itu sendiri. Dalam implementasinya pada lembaga konservasi, medik konservasi merupakan kesatuan program pemeliharaan, medis, dan penangkaran sebagai upaya mewujudkan kualitas kehidupan satwa, manusia, dan lingkungan yang optimal. Menurut Lelana penulis artikel ‘Wildlife, People and Development’ menjelaskan, medik konservasi sebagai segala urusan yang berhubungan dengan penanganan medis maupun keterlibatan tenaga medis secara langsung ataupun tidak langsung dalam program pelestarian satwa liar dan dampaknya terhadap lingkungan hidup serta kesehatan manusia.
Secara garis besar implementasi medik konservasi dikategorikan dalam empat tindakan yakni ;
1.Preventif, sebagai upaya pencegahan penyakit pada individu dan populasi satwa liar terutama zoonosis
2.Kuratif, yang meliputi tindakan pengobatan atau pengurangan sakit dan penyakit
3.Rehabilitasi, upaya pemulihan keadaan fungsi tubuh normal setelah relokasi dan sakit
4.Promotif, yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan satwa secara biologis.
Medik konservasi merupakan konsep yang tepat bagi gerakan penyelamatan lingkungan hidup, dalam konsep ini sudah menempatkan biosentrisme, ekosentrisme, dan bahkan ekofeminisme dalam memandang alam, sehingga hal ini merupakan dasar bagi penghargaan terhadap hak asasi alam. Salah satu hak alam sebagaimana hak manusia adalah hak untuk hidup sehat dan sejahtera, sehingga peran medik konservasi sangatlah diperlukan untuk meningkakan hak-hak alam dan hal ini merupakan pemecah masalah terhadap isu-isu lingkungan yang berkembang saat ini.

Menurut Keraf, ahli medik konservasi “Setiap spesies mempunyai hak untuk hidup serta berkembang secara alamiah, dan itu berarti secara bebas sama seperti spesies manusia mengklaim hak-haknya untuk hidup secara alamiah di alam ini, sehingga setiap spesies berhak atas habitat alaminya untuk tidak dirusak oleh manusia”.
Tujuan dari medik konservasi itu sendiri adalah mencari dan melihat kesehatan ekologis dan penghuninya. Singkatnya medik konservasi melingkupi kesehatan manusia, hewan, ekosistem untuk terciptanya sebuah ekologi yang sehat dan seimbang. Inilah  satu hal yang perlahan-lahan coba dilakukan di setiap lembaga konservasi, dimana seluruh satwa yang ada dirawat dengan baik serta dilakukan pemeliharaan bedasarkan cara penanganannya masing-masing, sehingga satwa tersebut dapat berkembang biak dengan baik.
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2012. Lintas BATULICIN - All Rights Reserved
Design by Team Lintas BATULICIN Published by Lintas BATULICIN Network
Proudly powered by Lintas BATULICIN